Waspadai 4T dalam Berolahraga
Jika
ingin mendapatkan hasil optimal dan menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan, ada baiknya sebelum melaksanan olahraga aerobik, periksa kesehatan
jantung dahulu. Soalnya, dari pengalaman pernah ada orang yang begitu giat
berolahraga untuk menghindari penyakit jantung,eh malah ujung-ujungnya malah
kena serangan jantung.
Itu
mungkin karena suplai oksigenyang tidak terpenuhi. Suplai oksigen dan kebutuhan
oksigen tidak terpenuhi dengan pas oleh jantung. Oleh sebab itu dalam olahraga
aerobik perlu diperhatikan prinsip 4T yakni teratur, terukur, terarah dan
terawasi.
Memeriksakan
jantung sebelum berolahraga banyak manfaatnya. Lewat pemeriksaan itu kita bisa
tahu kondisi koroner, saluran pembuluh darah serta kerja organ jantungnya. Minimal
periksa EKG biasa, plus latihan treadmill. Dari hasil pemeriksaan itu nantinya
bisa dibuat program latihan seperti apa yang cocok. Supaya lebih aman dan
manfaat yang didapat juga optimal.
Soal
program latihan ada rumus sederhana yang diambil dari hukum Frank-Starling Law
of the heart. Rumus itu bisa diikuti untuk mengukur porsi latihan. Sebelum kita
berlatih kita dapat menentukan target denyut nadi maksimal yang mungkin dicapai
ketika latihan.
Target
denyut nadi maksimal saat latihan dapat diperoleh lewat hitung-hitungan
sederhana yakni 220 per menit (target denyut nadi maksimal) dikurangi umur. Hasilnya
akan menentukan target denyut nadi maksimal. Sedangkan target nadi minimal
latihan diukur dengan cara : 220 per menit (target denyut nadi latihan)
dikurangi umur, kemudian dikalikan 85%.
Sebagai
contoh, target latihan orang yang berumur 50 tahun. Denyut nadi maksimal
latihannya 220 - 50 = 170 permenit. Kemudian denyut nadi minimal (220-50) X 85%
= 144,5 per menit. Dari hasil hitungan tersebut seseorang yang berumur 50 tahun
saat berolahraga denyut nadinya harus lebih dari 144,5 per menit tidak boleh
lebih dari 170 per menit.
Kalau
melampaui batas, bisa berakibat kelelahan jantung. Itulah sebabnya, mengapa olahraga yang terukur dan terawasi
itu penting. Bagaimana dengan durasinya? Ternyata cukup 30-60 menit jadi tidak
terlalu menyita waktu. Perlu diingat sebelum latihan dimulai sebaiknya
melakukan pemanasan atau pergangan otot terlebih dahulu agar tidak mengalami
cedera. Juga, agar pertambahan denyut nadi bisa berlangsung secara bertahap
tidak naik secara drastis.
Sedangkan
pasca latihan ditutup dengan cooling down, atau pendinginan dengan mengatur
napas sampai denyut nadinya normal kembali. Frekuensi latihan juga perlu
diperhatikan. Jangan mentang-mentang tubuh jadi enteng karena olahraga lantas
jadi ketagihan. Bagi pemula tubuh butuh pemulihan selama 48 jam. Sehingga perlu
selang dua hari untuk latihan berikutnya.
Jadi
jumlah latihan bisa diprogram tiga kali seminggu misalnya. Lain kalau orang
yang sudah terlatih misalnya seorang atlet sepakbola. Rasa lelah mereka bisa
pulih hanya dala waktu 24 jam, sehingga bisa setiap hari melakukan olahraga.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar